Ikan Gurami adalah jenis ikan air tawar
yang sangat di gemari masyarakat karena dagingnya yang empuk, tidak
banyak durinya, harganya juga cukup lumayan. Sebenarnya ikan gurami
mudah dikembang biakan asal kita ulet dan tekun, jangan menyerah kalau
gagal. Berikut kami berikan tips Budidaya Ikan gurami untuk anda,
semoga bermanfaat
a. Pemijahan
Ikan gurami dapat memijah sepanjang tahun, walaupun produktifitasnya lebih tinggi terutama pada musim kemarau. Adapun
hal yang perlu diperhatikan untuk pemijahan ini adalah padat tebar
induk, tata letak sarang, panen telur dan kualitas air media pemijahan. Betina
dicirikan dari bentuk kepala dan rahang serta adanya bintik hitam pada
kelopak sirip. Induk jantan ditandai dengan adanya benjolan di kepala
bagian atas, rahang bawah yang tebal terutama pada saat musim pemijahan
dan tidak adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada. Sedangkan induk
betina ditandai dengan bentuk kepala bagian atas datar, rahang bawah
tipis dan adanya bintik hitam pada kelopak sirip dada.
Padat tebar induk adalah 1 ekor/5 m2 dengan
perbandingan jumlah jantan:betina adalah 1:3-4. Penebaran induk di
kolam pemijahan dapat dilakukan secara berpasangan (sesuai perbandingan)
pada kolam yang disekat ataupun secara komunal (satu kolam diisi
beberapa pasangan). Induk betina dapat memproduksi telur 1 500 sampai dengan 2 500 butir/kg induk.
Sarang
diletakkan 1-2 m dari tempat bahan sarang dengan kedalaman 10 -15 cm
dari permukaan air. Sarang dipasang mendatar sejajar dengan permukaan
air dan menghadap ke arah tempat bahan sarang.
Tempat
bahan sarang diletakkan di permukaan air dapat berupa anyaman kasar
dari bambu atau bahan lainnya diatur sedemikian rupa sehingga induk ikan
mudah mengambil sabut kelapa/ijuk untuk membuat sarang. Pembuatan sarang dapat berlangsung selama 1 sampai dengan 2 minggu bergantung pada kondisi induk dan lingkungannya.
Pemeriksaan
sarang yang sudah berisi telur dapat dilakukan dengan cara meraba dan
menggoyangkan sarang secara perlahan atau dengan menusuk sarang
menggunakan lidi/kawat dan menggoyangkannya. Sarang yang sudah berisi
telur ditandai dengan keluarnya minyak/telur dari sarang ke permukaan
air.
Sarang
yang sudah berisi telur diangkat. Telur dipisahkan dari sarang dengan
cara membuka sarang secara hati-hati. Karena mengandung minyak, telur
akan mengambang di permukaan air. Telur yang baik berwarna kuning bening
sedangkan telur berwarna kuning keruh dipisahkan dan dibuang karena
telur yang demikian tidak akan menetas. Minyak yang timbul dapat
dikurangi dengan cara diserap memakai kain.
Kualitas media pemijahan yang baik adalah suhu 25-30 oC, Nilai pH 6,5 - 8,0, laju pergantian air 10-15 % per hari dan ketinggian air kolam 40 - 60 cm.
b. Penetasan Telur
Padat tebar telur 4 sampai dengan 5 butir/cm2 dengan ketinggian air 15 - 20 cm. Kepadatan dihitung per satuan luas permukaan wadah sesuai dengan sifat telur yang mengambang. Untuk mempertahankan kandungan oksigen terlarut, di dalam media penetasan perlu ditambahkan aerasi kecil tetapi harus dijaga agar telur tidak teraduk. Kualitas air media penetasan yang baik adalah suhu 29 - 30 oC nilai pH 6,7 - 8,6 dan bersumber dari air tanah. Bila
air sumber mengandung karbondioksida tinggi, nilai pH rendah atau
mengandung bahan logam (misalnya besi), sebaiknya air diendapkan dulu
selama 24 jam. Telur akan menetas setelah 36 - 48 jam.
c. Pemeliharaan Larva
Setelah
telur menetas, larva dapat terus dipelihara di corong penetasan/waskom
sampai umur 6 hari kemudian dipindahkan ke akuarium. Bila
penetasan dilakukan di akuarium, pemindahan larva tidak perlu
dilakukan. Selama pemeliharaan larva, penggantian air hanya perlu
dilakukan untuk membuang minyak bila minyak yang dihasilkan ketika
penetasan cukup banyak. Sedangkan
bila larva sudah diberi makan, penggantian air dapat disesuaikan dengan
kondisi air yaitu bila sudah banyak kotoran dari sisa pakan dan “
Faeces “.
Pemeliharaan
larva di akuarium dilakukan dengan padat tebar 15 - 20 ekor/liter.
Pakan mulai diberikan pada saat larva berumur 5 sampai dengan 6 hari
berupa cacing Tubifex, Artemia, Moina atau Daphnia yang disesuaikan dengan bukaan mulut ikan. Kualitas air sebaiknya dipertahankan pada tingkat suhu 29 - 30 o C, nilai pH 6,5 - 8,0 dan ketinggian air 15 - 20 cm.
d. Pendederan I, II, III, IV dan V
Tingkat Pemeliharaan Produksi Ikan Gurami
No
|
Standar
|
Satuan
|
PI
|
PII
|
PIII
|
PIV
|
PV
|
1
|
Padat Tebar
|
Ekor/M2
|
100
|
80
|
60
|
45
|
30
|
2
|
Ukuran Benih
|
Cm
|
1,00
|
2,0
|
4
|
6
|
8
|
3
|
Pakan
|
% BB
|
20
|
20
|
10
|
5
|
4
|
Kali/Hari
|
2
|
2
|
3
|
3
|
3
| ||
4
|
Waktu Pemeliharaan
|
Hari
|
20
|
30
|
40
|
40
|
40
|
5
|
Sintasan
|
%
|
60
|
60
|
70
|
80
|
80
|
e. Penyakit
Bila teridentifikasi ikan terserang parasit pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian garam 500
- 1000 mg/l dengan cara perendaman selama 24 jam. Sedangkan bila
teridentifikasi terserang bakteri pengobatan dapat dilakukan dengan
pemberian oksitetrasiklin dengan dosis 5 -10 mg/l secara perendaman
selama 24 jam